Rabu, 20 April 2011

Phoenix sad story


Terdengar jeritan keras anak kecil yg memecah derasnya hujan.
"AGHHHH...!", teriak si anak.... tubuhnya merah bercahaya mengkilat. Bercahaya dan berdenyut seperti jantung yg terbuat dari lampu ratusan watt tertanam ditubuhnya.sesekali, dia meminta ampun dan mengatakan kata2 aneh yg tidak dimengerti ibu dan ayah di sampingnya dengan desakan suara yg terdengar berbeda.
" mungkinkah?", kata si ibu sambil menangis memeluk anaknya.
"kurasa benar." sambung sang ayah yg sedari tadi sudah panik dengan keadaan si anak yg kelihatannya tak sanggup menahan sakit.
diikuti deru hujan yg semakin keras dan sesekali guncangan petir menggelegar menakutkan, si anak berteriak meminta ampun meremas tangan kirinya yang merah bagai api. " PANAS...... AYAH, IBU,.... TOLONG!" air matanya berlinang manahan perih yg tak tertahankan.
"AKU TIDAK BISA MENUNGGU LAGI...." teriak si ayah yg sudah tidak mampu menahan airmatanya.dengan pakaian seadanya dia mengajak anak dan istrinya keluar dari rumah itu.
hujan yg lebat membuat jarak pandang mereka sangat dekat. bantuan lampu senter pun tidak berguna di cuaca ekstrim tersebut. dengan tertatih2 dan perlahan2 mereka terus menyusuri jalanan menuruni bukit. si ibu yg memeluk erat anak yg kesakitan itu, terus bergumam dan menyanyikan lagu penenang agar si anak bisa mendingan. tapi tentu saja tidak memberi efek baik, malahan si ibu makin tak mampu menahan tangisnya melihat anak kesayangannya harus menderita seperti itu.
tiba2 mata sang ibu berubah. terlihat kepanikan diwajah cantiknya. mata birunya yg sudah bengkak karena air mata mencium ada sesuatu yg berbahaya. ada puluhan manusia, bukan! puluhan makhluk yg menyerupai manusia mengintai mereka.
"ayah, lindungi atsu." begitulah kata si ibu sembari menyerahkan atsu ke ayah yg hanya bisa diam.
"sialan, apakah mereka?" terdengar gertakan gigi dan kepalan keras dari si ayah. "kalau saja aku tidak membawa darah ini, mungkin atsu tidak akan menderita. aku melepas kekuatan itu demi ilmu pengetahuan. dan akhirnya anakulah yg harus menanggung semuanya." ia tertunduk lemah
"ayah..." sahut si ibu lembut sambil tetap dalam posisi siaga. " kamu adalah anugerah yg kumiliki, jangan salahkan dirimu atas apapun. kamu adalah ayah yg sangat bijak. jadi lindungi atsu." begitulah kata si ibu yg langsung menarik dua pedang kembar besar dari udara. pedang kembarnya menyala dan bercahaya.
"siap2 kalian bajingan dengan kekuatan emiya ini!" tatapan tajamnya mengarah ke dua orang laki2 yg berdiri tidak jauh di depan mereka. " ayo tunjukan semua? kenapa hanya kalian berdua yg muncul?" kata si ibu yg sudah tahu keberadaan mereka.
dengan sekali jentikan jari... 17 orang laki2 seperti mereka muncul mengitari atsu dan kedua orangtuanya."hehehehe..." tawa si pemimpin yg paling besar itu. gelegar cahaya petir memperlihatkan taring tajam runcing dari laki2 tersebut.
"vampire bajingan!" gumam ayah atsu yg dengan erat memeluk anaknya yg terus merintih kesakitan."apa yg kalian inginkan bajingan?" tanya ibu atsu yg sebenarnya sudah tahu maksud kedatangan mereka.
seorang lelaki berbadan sedikit lebih kecil dari si pemimpin maju. "kami,..." suaranya melengking aneh seperti terompet peot yg dipaksakan berbunyi. "... mengingnkan yg ada di dalam tubuh anak itu." diikuti tawa najis memekikan telinga.
"setetes darahnya bisa membuat kami tak terkalahkan." kata seorang dari belakang dengan ekspresi haus dan lapar yg berlebihan.
"sudah,..." kata sang pemimpin vampire. "serahkan dia dan kalian akan pergi dengan selamat."
ibu atsu hanya diam dan memasang kuda2 tanda perang
"sudah kuduga," senyumnya. "tanpa basa-basi rupanya.... SERANG!" begitulah para vampire menyerbu atsu dan kedua orangtuanya.
dalam sekeluit waktu, tujuh vampire udah merintih kesakitan, membatu dan akhirnya hangus jadi debu. vampire yg lain mundur.
"bos," kata salah satu vampire kecil bongkok. " itu ultraviolet."
"aku sudah tahu, kalo ingin pulang. dapatkan dia dan bunuh pengguna kekuatan matahari itu beserta suaminya."
begitulah dibawah hujan lebat dan petir mereka bertarung mempertahankan darah berharga milik anak kecil bernama atsu. setengah jam berlalu dan si ibu sudah terluka parah. namun, vampire yg tersisa disitu tinggal 3."kamu tidak selemah kelihatannya." kata vampire berjubah ungu perak di belakang bos vampire.
"KALIAN JANGAN SEKALI-KALI MENDEKATI ANAKKU!" teriak ibu atsu yg langsung menyerang dengan kecepatan mengagumkan dua orang pengawal bos vampire tersebut. si jubah ungu kena dan vampire bongkok pun kena.
ketika akan melepaskan tusukan pedang, vampire berjubah ungu itu menahan pedang dan tangannya agar ibu atsu tidak bisa balik melindungi atsu dan ayahnya.
melihat kesempatan ini. si bos vampire yg sedari tadi diam menyerang atsu dan ayahnya.
"TIDAKKKK!" respon ibu atsu pasrah.
tiba-tiba, entah kebetulan atau apa, petir yg besar menyerang atsu dan ayahnya juga si bos vampire. anehnya atsu dan ayahnya tidak terluka. berbeda dengan si bos vampire yg mulai merintih.
"apa yg terjadi!?" keluh si bos vampire melihat tangan kanannya yg mengelupas dan mengeras. "dasar tidak tahu diuntung!" detirnya lirih mengerikan. "kalian akan mati cepat bodoh." dikeluarkannya pedang aneh yg kelihatannya sudah tumpul dan kaku.
dengan sekali serang dan cepat si bos vampire tidak segan2.
tidak ada yg bicara kecuali petir dan gemuruh guntur ketika hal mengerikan itu terjadi. yang terlihat hanyalah pedang kembar ibu atsu membelah tepat jantung si bos vampire. dan pedang vampire itupun, telak mengenai jantung ibu atsu yg tinggal sesenti saja tembus ke jantung atsu juga.
"TIDAK! JANGAN MATI KAORU!" teriak ayah atsu yg sudah bercucuran air mata melihat keadaan ibu atsu. ia lalu melepaskan vampire yg sudah membatu dan menjadi debu itu lalu memeluk ibu atsu,kaoru. "jangan... ja-ngan tinggalkan kami berdua. dia butuh ibu. a...ku bu-tuh kamu" dipeluknya erat ibu atsu yg sudah sangat tidak berdaya. "terlalu cepat baginya kehilangan ibu." tangisnya perih dan dalam. membuat tangis langit tidak terasa berarti.
"a..." kaoru berusaha mengumpulkan kekuatannya untuk berkata. " aku cukup sampai disini Raito, jaga atsu, latih dia... buat ia kuat dan mampu mengendalikan phoenix... aku...." kata2nya terhenti dengan guncangan dari darahnya yg muncrat keluar dari jantung.
"KAORU!"
"shuuuuuutt!" sahutnya pelan agar Raito, ayah atsu itu diam. " a-ku tidak bisa menjaga dia. yg bisa kuberikan hanyalah kedua pedang itu... aku menyayangimu raito, aku menyayangimu atsu." dalam tangis perih dan sakit dia mencium atsu. lalu, mencium suaminya, lama, dalam, dibawah hujan lebat dan petir yg menggelegar. ciuman terakhir dengan jatuhnya air mata raito dan kaoru di tubuh atsu yg masih merintih kesakitan.... berakhirlah hidup ibu atsu, emiya kaoru.
"TIIIIIIDDDAKKKKKKK..............!!!!!" teriak Raito. "TIDAK,TIDAK TIDAK,... JANGAN MATI..... JANGAN TINGGALKAN KAMI." diguncangkan-guncangkannya kaoru agar bergerak. tapi apa daya, dia sudah tidak bisa tertolong lagi. perih tangisnya hanya bisa didengar dan diperhatikan atsu, hujan, petir, dan hutan yg gelap.
pengorbanan seorang ibu demi keselamatan anaknya. pengorbanan seorang istri demi melindungi suaminya. pengorbanan yg membuat hujan merintih pedih jatuh membasahi pedang kembar itu.
tidak banyak yg terjadi sesudahnya, setelah mengubur ibu atsu, raito melanjutkan perjalanan menuju kerajaan unicorn. melanjutkan perjalanan dengan perih kehilangan istri tercinta. melanjutkan perjalanan dengan kenyataan bahwa setelah kembali kerumah dia tidak akan melihat senyum dan pukulan mengerikan kaoru. melanjutkan perjalanan dengan harapan agar atsu bisa sembuh dari perih yg menyiksanya dan melanjutkan perjalanan dengan beban pikiran atsu tidak akan melihat ibunya lagi setelah sadarkan diri.
dalam diam ia terus berjalan menyusuri bukit dan akhirnya tiba di sebuah rumah tua yg aneh. dari jauh juga trlihat seorang kaya berdiri di depan gerbang rumah tersebut dengan panik.
membuang perih hatinya, raito berusaha mencari informasi informasi pada pria kaya bersama istrinya itu.
"maaf tuan, apakah kalian pemilik rumah ini?"tanyanya ragu dengan melihat anak seumuran atsu yg juga sedang merintih kesakitan karena sesuatu.
"tidak tuan." kata istri kaya itu sambil menangis kepada raito. "kami mau mencari pemilik rumah ini juga. anak kami sakit parah dan hanya dia yg bisa menolongnya."
balas raito. "kurasa kita mengalami masalah yg sama" sambil melirik atsu juga yg tidak henti2nya merintih dalam pelukan raito.
tidak beberapa lama, pintu gerbang rumah tua itu terbuka dan keluar seorang dengan tutup wajah.
"kalian ingin mereka berdua sembuh kan? tinggalkan mereka berdua dan jauhi tempat ini." begitu kata seseorang dengan tutup wajah itu langsung kepada mereka.
"tapi," spontan si tuan kaya.
"silahkan pergi kalau kalian menolak" sambil menutup gerbang.
"baiklah!" sambung raito dan kedua kaya itu.
ditinggalkannya atsu dan bayi yg satunya kepada seorang bertopeng tersebut.
"siapa nama mereka? dan jika ada yg mau kalian tinggalkan, lakukan sekarang." begitu katanya sinis.
"namanya kawashima atsumori" sambil memberikan dua pedang kembar besar kepada seorang dengan penutup wajah itu.
"dan dia prince unicorn." sambil memberikan dua permata bundar kepadanya.
"kalau begitu pergilah sekarang." langsung ditutupnya pintu gerbang tersebut.
to be continued.....
(begitulah bagaimana matinya ibu atsu dan pertemuan pertama atsu dan prince, juga sedikit bantuan power of zeus. {itu tentu saja jika ada yg memperhatikan bantuan petir yg menyelamatkan raito dan atsu}. dan jika ada yg memperhatikan juga, aku menyisipkan awal mula pedang RAH dan APOLLO dari pemberian kedua keluarga tersebut)
cerita ini akan berlanjut sesuai Rpan yg aku lakukan dengan teman-teman ^^. moga2 aja bisa menarik?
Next
This is the most recent post.
Posting Lama

0 komentar:

Posting Komentar